Entri Populer
-
Metode Ilmiah adalah cara untuk membuktikan, menemukan ataupun menyanggah suatu pengetahuan dengan berdasarkan bukti-bukti yang dapat dikur...
-
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimp...
-
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan...
-
Central to Rogers' (1959) theory adalah gagasan tentang diri atau konsep diri. Ini didefinisikan sebagai "set, terorganisir konsis...
-
TEORI EKSISTENSIAL – HUMANISTIK Teori dan Pendekatan Konseling Eksistensial-humanistik berfokus pada diri manusia. Pend...
-
Istilah Terapi Emotif Rasional (TRE / RET --- Rational Emotive Therapy ) sukar digantikan dengan istilah bahasa Indonesia yang mengena; p...
-
Wanita yang melakukan aborsi beresiko menderita gangguan mental yang parah. Demikian menurut hasil penelitian terbaru. Pelaku aborsi meng...
-
Teori Psikoanalisa Freud memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak. Dalam pandang ini, benih-benih gangguan psikolo...
-
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata me...
-
Saturnus adalah sebuah planet di tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari, karena itu...
Selasa, 20 Maret 2012
Aborsi sebabkan Gangguan Kesehatan Mental pada wanita
Wanita yang melakukan aborsi beresiko menderita gangguan mental yang parah. Demikian menurut hasil penelitian terbaru.
Pelaku aborsi menghadapi resiko dua kali lebih besar terkena gangguan mental dibanding perempuan lainnya. Disamping itu, satu dari setiap sepuluh kasus gangguan mental disebabkan oleh aborsi.
Hasil studi yang dilakukan akademisi Amerika Priscilla Coleman itu dipublikasikan di BritishJournal of Psychiatry dan mendapat dukungan dari Royal College of Psychiatrists.
Sebelumnya jurnal yang sama tiga tahun lalu, pernah mempertanyakan asumsi para pendukung kampanye dan pelaku aborsi yang menyatakan bahwa menghentikan kehamilan cenderung mengurangi daripada menaikkan resiko kesehatan perempuan.
Coleman mendasari kajiannya atas analisa terhadap 22 proyek yang berbeda dan analisa pengalaman 877.000 perempuan yang 163.831 di antaranya pernah melakukan aborsi.
"Hasilnya menunjukkan cukup konsisten bahwa aborsi berhubungan dengan peningkatan resiko masalah-masalah psikologis yang disebabkan oleh tindakan (aborsi) itu. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan aborsi mengalami 81 persen kenaikan resiko gangguan mental dan hampir 10 persen kasus gangguan mental disebabkan secara langsung oleh aborsi," tulis laporan penelitian tersebut.
Aborsi berkaitan dengan 37 persen kasus depresi, 34 persen gangguan kecemasan, menyebabkan resiko kecanduan alkohol naik lebih dari dua kali lipat, tiga kali resiko penggunaan ganja dan memperbesar resiko bunuh diri.
Menurut Coleman, perempuan harus diberikan penjelasan mengenai resiko gangguan mental yang kemungkinan besar terjadi jika melakukan aborsi, sebelum tindakan tersebut dilakukan.*Sumber : dm/gn
Red: Dija
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar